Keunikan/Keunggulan Program Studi S1 Bioteknologi FKP Unesa


        Visi Keilmuan: menjadi pusat unggulan dalam pengembangan ilmu bioteknologi di bidang pangan yang inovatif, berwawasan ecopreneurship guna mendukung ketahanan pangan berbasis kearifan lokal dan Environmental, Social, and Governance (ESG).

          Bioteknologi merupakan suatu bidang ilmu yang berhubungan dengan biologi dan organisme untuk proses teknis dan industri. Bioteknologi merupakan bidang ilmu terapan yang menggabungkan berbagai disiplin ilmu, termasuk biologi, kimia, teknologi, dan rekayasa, untuk menciptakan inovasi dalam berbagai bidang seperti pertanian, kesehatan, industri, dan lingkungan. Kebutuhan pangan sesuai dengan kebutuhan akan inovasi dan pengembangan teknologi dalam bidang pangan yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi, perubahan gaya hidup, dan tantangan global terkait ketahanan pangan maka diperlukan adanya suatu pendirian Program Studi Bioteknologi yang berfokus di bidang pangan.

        Program Studi S1 Bioteknologi, UNESA didirikan berdasarkan kebutuhan pemerintah dan masyarakat tentang ketahanan pangan. Berdasarkan beberapa aspek kemandirian pangan terdapat aspek pemanfaatan dan keamanan pangan yang perlu dipikirkan pengembangannya melalui pendekatan bioteknologi di bidang pangan berbasis kearifan lokal. Dalam bidang pangan, pengembangan bioteknologi sangat diperlukan pada era ini, mengingat banyaknya potensi bahan pangan lokal dan mikroba indigenous yang perlu dikembangkan pemanfaatannya. Program Studi S1 Bioteknologi, UNESA berfokus pada teknik rekayasa genetika, bahan baku baru, teknologi enzim, pengembangan kultur dan biokonversi, teknologi bioproses, pengembangan pangan fungsional, serta peningkatan mutu, keamanan, dan ketahanan pangan. Bioteknologi memungkinkan produksi senyawa bioaktif melalui proses biosintesis dengan menggunakan mikroorganisme atau enzim. Hal Ini bisa menjadikan cara yang lebih efisien dan ekonomis untuk memproduksi senyawa bioaktif yang sulit diekstraksi langsung dari tanaman, terutama dalam jumlah besar. Banyaknya residu bahan pangan lokal dari tumbuhan yang tidak dimanfaatkan seperti kulit buah, daun, atau bagian tanaman lainnya yang biasanya dibuang dapat diekstraksi untuk mendapatkan senyawa-senyawa bermanfaat, yang kemudian bisa digunakan sebagai bahan baku untuk produk pangan atau suplemen. Eksplorasi enzyme dan teknologi rekayasa genetika dari indigenous mikroba dan dari berbagai sumber bahan pangan sangat berpeluang besar untuk dimanfaatkan dalam pengembangan industri pangan di era mendatang. Dari aspek keamanan pangan, masih banyak peluang dari isolat mikroorganisme lokal, dan tumbuhan yang masih berpotensi besar sebagai antibakteri, antimikroba dan antioksidan yang dapat dikembangkan untuk dunia industri.